Berhenti Menyentuh Wajah Untuk Melindungi Diri Dari Virus Corona, Mudah Tapi Sukar Dilaksanakan



Wabah virus corona Wuhan telah menjadi kepanikan global. Semua orang di seluruh dunia pun mencari cara untuk melindungi diri dari virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Telah disampaikan pejabat kesehatan di seluruh dunia, masker wajah adalah hal yang sia-sia untuk mencegah penyebaran penyakit atau melindungi diri.

Sebagai gantinya, ahli menyarankan untuk sering cuci tangan dengan sabun dan berhenti menyentuh hidung, mata, juga mulut.

Penyebaran dan penularan infeksi virus corona atau Covid-19 diyakini bisa dihambat dengan menghindari kebiasaan menyentuh wajah. Terutama mata, hidung juga mulut.

Tangan yang terkontaminasi bisa dengan mudah membawa virus dan menginfeksi tubuh melalui sentuhan tersebut.

Berbicara tentang memegang wajah, sepertinya kebiasaan yang dianggap sepele ini sulit dihentikan. Kenapa demikian?

Kecenderungan menyentuh wajah sendiri adalah kebiasaan yang sangat manusia. Menyentuh wajah sendiri tanpa sadar menandakan bahwa Anda sadar atas keberadaan diri.

Kesadaran diri di tempat umum menunjukkan bahwa kita sadar tentang diri sendiri dari sudut pandang orang lain, yang tak pelak muncul selama terjadi interaksi sosial.

Sebuah riset yang terbit April 2014 menyarankan bahwa menyentuh wajah sendiri dapat mengatur stres dan pembentukan memori.

Menyentuh wajah juga dikaitkan dengan gestur untuk meredam ketidaknyamanan. Gerakan menyentuh wajah sendiri secara spontan dilakukan berlipat setiap kali manusia dalam situasi penuh tekanan. Gerakan-gerakan ini biasanya tidak dirancang untuk berkomunikasi, dan sering dilakukan dengan sedikit kesadaran atau bahkan tak sadar sama sekali.

Gerakan-gerakan ini memainkan peran penting dalam proses kognitif dan emosi. Ini terjadi pada semua orang.

Nah untuk alasan kenapa menyentuh wajah sendiri sulit dilakukan, ini karena hal tersebut sudah dimulai sejak kecil dan tanpa disadari menjadi kebiasaan.

Inilah yang membuat kebiasaan menyentuh wajah sulit dihentikan meski bertujuan untuk menjaga kesehatan.

Secara psikologis, kebanyakan individu tidak menganggap bahwa menyentuh wajah dapat memicu kontaminasi dari berbagai penyakit yang merugikan kesehatan.

Bersikeras pada diri sendiri untuk tidak menyentuh wajah biasanya tidak akan membantu. Pasalnya, terlalu menekan pikiran tidak membantu menekan kebiasaan yang sudah terbentuk sejak lama.

Lebih baik katakan, saya harus lebih sadar saat menyentuh wajah. Sebab, dengan kita sadar telah menyentuh wajah, ini akan menjadi kontrol untuk diri sendiri.

Ketika ada kebutuhan fisik seperti gatal, misalnya, kita bisa mengganti perilaku menyentuh wajah. Gunakan punggung tangan. Risiko akan berkurang, sekalipun itu bukan solusi ideal.

Orang yang sering menyentuh mata bisa memakai kacamata. Atau duduki saja tangan Anda ketika ada perasaan ingin menyentuh wajah.

Kita juga bisa memakai metode menyibukkan tangan misalnya dengan menggunakan fidget spinners atau bola untuk mengatasi stress, misalnya. Namun alat-alat ini harus sering didisinfeksi.

"Catatan buat diri sendiri" untuk tak menyentuh wajah juga bisa membantu. Jika Anda tahu punya perilaku kompulsif, mereka bisa minta tolong anggota keluarga atau teman untuk mengingatkan.

Jika menggunakan sarung tangan harus diganti atau dicuci sesering Anda mencuci tangan sendiri. Jika tidak, sarung tangan justru jadi permukaan yang terkontaminasi.

Selain itu, identifikasi tanda-tanda gejala pilek atau keinginan untuk bersin. Segera siapkan tisu di dekat Anda untuk mencegah tangan langsung menyentuh wajah.

Selain menghentikan kebiasaan menyentuh wajah, CDC AS juga menganjurkan untuk cuci tangan dengan sabun setidaknya selama 20 detik, tinggal di rumah saat sakit, dan menghindari kontak dekan dengan orang sakit untuk melindungi diri dari Covid-19.

Jika air tak tersedia, Anda bisa menggunakan pembersih tangan atau hand sanitizer berbasis alkohol setidaknya 60 persen.

Tapi menurut CDC, air dan sabun dengan antiseptik lebih efektif untuk menangani tangan kotor.

Sebelum menyentuh wajah, pikirkan ulang, tangan Anda telah menyentuh pelbagai benda sepanjang hari. Mulai dari telepon genggam, gagang pintung, kunci motor, pintu, lift atau lainnya yang tak Anda ketahui apa yang menempel pada benda-benda itu.

Bayangkan, seluruh bakteri, virus atau kuman dari barang-barang itu berpotensi berpindah ke tubuh Anda melalui tangan yang menyentuh hidung, mulut atau juga mata Anda. Atau bahkan menginfeksi wajah atau leher Anda. Tak ada yang tahu, karena mikroorganisme itu tak kasat mata.

Menyentuh wajah dan bagian-bagiannya seperti mata, hidung dan mulut merupakan pintu gerbang bagi penyakit untuk masuk ke tubuh kita.

Covid-19 misalnya disebarkan dari orang ke orang lewat tetesan kecil yang jatuh dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi.

Namun infeksi juga terjadi sesudah kita menyentuh objek atau permukaan yang mengandung virus.

Beberapa ahli menyatakan virus corona baru ini dikenal mampu bertahan lama dan hidup di permukaan hingga sembilan hari.

Daya tahan virus ini, digabung dengan kebiasaan menyentuh wajah, jadi kombinasi berbahaya.

Bagi beberapa ahli kesehatan, kecenderungan untuk menyentuh wajah sendiri merupakan alasan yang lebih kuat untuk memakai masker wajah sebagai alat untuk melindungi dari virus, daripada memakai masker sebagai penyaring.

Memakai masker bisa mengurangi kecenderungan bagi orang untuk menyentuh wajah mereka yang merupakan sumber utama infeksi apabila tangan mereka kotor.

Pada akhirnya, tak ada yang menggantikan pentingnya cuci tangan dan perhatian ekstra. Kita tak perlu menunggu vaksin dan obat. Ada hal-hal yang bisa dilakukan tiap orang untuk melindungi diri sendiri dan orang lain sekarang juga.

Comments

Popular posts from this blog

Membuat Jalan Setapak

Jenis-jenis Benang Rajut dan Kegunaanya

Permainan Dam Daman