Beberapa Tanda Diabetes Pada Kulit
Diabetes dapat memengaruhi banyak bagian tubuh Anda, termasuk kulit. Beberapa kondisi pada kulit menjadi tanda bahwa kadar gula darah Anda terlalu tinggi. Terdapat beberapa perubahan atau masalah di kulit yang bisa muncul seiring berkembangnya diabetes.
Beberapa gejala diabetes yang umum terjadi adalah sering buang air kecil, mudah haus, cepat lapar, atau bahkan kesemutan.
Selain itu, diabetes atau kencing manis juga bisa memengaruhi kondisi kulit. Ada beberapa perubahan atau masalah kulit yang mungkin merupakan tanda diabetes sehingga Anda perlu mewaspadainya.
Beberapa kondisi kulit tertentu bisa menandakan bahwa Anda sedang mamasuki fase pra-diabetes. Selain itu, kondisi kulit juga menandakan bahwa perawatan diabetes yang sedang dijalani kurang sesuai.
Berikut beberapa tanda diabetes pada kulit, mengutip situs American Academy of Dermatology.
1. Bercak kuning, kemerahan, atau cokelat
Bercak ini umumnya diiringi dengan rasa gatal dan menyakitkan. Pada bagian kulit tersebut, Anda juga bisa melihat pembuluh darah dengan jelas. Kondisi ini dinamai necrobiosis lipodica.
Kondisi kulit ini umumnya dimulai dengan benjolan padat kecil yang tampak seperti jerawat. Seiring perkembangannya, benjolan berubah jadi bercak kulit yang membengkak dan keras. Bercak bisa berwarna kuning, kemerahan, atau cokelat.
Bukan hanya kondisi tersebut, namun Anda juga akan menemukan kulit di sekitarnya tampak seperti porselen yang mengilap, terlihat penampakan pembuluh darah, kulit gatal dan nyeri, dan masalah kulit ini sifatnya kambuhan.
2. Area kulit lebih gelap
Munculnya area kulit yang lebih gelap juga menjadi pertanda diabetes. Area kulit menggelap ini saat disentuh akan terasa seperti beludru. Area gelap ini umumnya muncul di bagian belakang leher, ketiak, selangkangan, lutut, siku, bibir, tangan, dan tumit.
Area gelap pada kulit ini kerap menjadi tanda pradiabetes. Kondisi ini dikenal dengan istilah acanthosis nigricans.
Selain itu, seseorang yang memiliki berat badan berlebih dan menderita diabetes tipe 2 dapat mengelami acanthosis nigricans. Kondisi ini dapat terjadi karena hormon insulin yang tinggi merangsang aktivitas sel-sel pada kulit, sehingga dapat menyebabkan banyak perubahan. Acanthosis nigricans dapat menandakan seseorang mengalami resistansi insulin.
3. Kulit keras dan menebal
Kulit yang keras dan menebal dikenal dengan istilah sklerosis digital. Kondisi ini umumnya terjadi pada jari tangan, kaki, atau keduanya.
Kondisi ini terjadi karena kurangnya aliran darah. Kulit di jari kaki, jari tangan, dan tangan akan menebal, tampak seperti lilin, dan kencang.
Pada bagian tangan, Anda akan melihat kulit yang lebih keras di punggung tangan Anda. Jari-jari bisa menjadi kaku dan sulit untuk digerakkan.
Kulit yang keras dan tebal ini dapat menyebar. Mulanya muncul di lengan, kemudian menyebar ke wajah, bahu, hingga dada.
Dalam kasus yang jarang terjadi, kulit di atas lutut, pergelangan kaki, atau siku juga ikut menebal. Hal ini membuat Anda kesulitan untuk meluruskan kaki atau menekuk lengan. Kulit yang menebal kerap muncul dengan tekstur serupa kulit jeruk.
Masalah kulit ini umumnya berkembang pada orang yang memiliki komplikasi akibat diabetes.
4. Kulit melepuh
Kondisi kulit ini terbilang jarang terjadi. Namun, penderita diabetes dapat dengan tiba-tiba melihat kulit mereka melepuh.
Kulit yang melepuh cenderung terjadi pada bagian tangan dan kaki. Mulanya ia akan muncul seperti luka bakar yang serius. Namun, tak seperti luka bakar, kulit yang melepuh ini tak terasa menyakitkan.
5. Infeksi kulit
Orang yang mengidap diabetes berisiko mengalami infeksi kulit. Beberapa tanda infeksi kulit yang bisa Anda perhatikan di antaranya kulit yang terasa panas, bengkak, dan menyakitkan serta kemunculan ruam yang terasa gatal atau kulit bersisik dan kering.
Infeksi kulit dapat terjadi pada berbagai area tubuh Anda, termasuk di antara jari-jari kaki, kuku, hingga pada kulit kepala.
Infeksi kulit yang terjadi setiap tahunnya menjadi tanda bahwa Anda mengidap diabetes.
6. Luka terbuka
Memiliki kadar gula darah yang tinggi untuk waktu lama dapat menyebabkan sirkulasi darah yang buruk dan kerusakan saraf, sehingga luka jadi sulit sembuh, terutama di kaki. Kondisi ini dinamakan diabetic ulcers atau ulkus diabetik.
Ulkus terjadi karena berbagai perubahan pada saraf, kulit, dan pembuluh darah ketika diabetes tidak terkontrol. Dalam jangka panjang, gula darah yang tinggi membuat kaki terasa baal, aliran darah tidak lancar, dan kulit rapuh. Kombinasi tersebut membuat ulkus diabetik sulit sembuh.
Diabetes yang tidak terkontrol dalam waktu lama akan menimbulkan luka terbuka.
Selain luka terbuka, ulkus diabetik biasanya juga mengeluarkan nanah dan bau. Apabila tidak dirawat dengan semestinya, bisa terjadi infeksi bakteri yang tersebar di seluruh peredaran darah.
Jika Anda mengidap diabetes, Anda harus memeriksa kaki Anda setiap hari untuk mengecek keberadaan luka terbuka.
7. Shin spot
Kondisi kulit ini menimbulkan bintik-bintik-terkadang garis-garis-yang hampir tidak terlihat pada kulit. Kondisi ini umum terjadi pada penderita diabetes.
Kondisi ini dikenal dengan istilah dermopati diabetes, yang umum terjadi di kulit sekitar tulang kering. Dalam kasus yang jarang terjadi, bintik-bintik juga muncul di lengan, paha, hidung, atau area tubuh lainnya.
Bintik yang umumnya berwarna cokelat ini tidak menimbulkan gejala, sehingga banyak yang mengiranya sebagai bintik normal akibat penuaan. Namun, tak seperti bintik-bintik penuaan, shin spot pada penderita diabetes umumnya mulai memudar setelah 18-24 bulan atau bisa juga menetap di kulit secara permanen.
8. Benjolan kecil kekuningan
Benjolan ini kerap terlihat seperti jerawat. Namun, berbeda dengan jerawat, benjolan ini akan berwarna kekuningan. Benjolan dengan istilah medis eruptive-xanthomatosis ini biasa ditemukan di bokong, paha, lekuk siku, atau bagian belakang lutut tetapi sebenarnya bisa muncul di mana saja. Benjolan ini biasanya teraba lunak dan gatal.
9. Benjolan merah
Hingga saat ini, kehadiran benjolan merah sebagai tanda diabetes masih diperdebatkan oleh para ahli. Kondisi ini dikenal dengan istilah granuloma annulare.
Namun, beberapa penelitian telah menemukan bahwa kondisi kulit ini kerap ditemukan pada penderita diabetes. Salah satu penelitian menyebut, orang dengan diabetes berisiko mengalami granuloma annulare di area kulit.
Kondisi kulit ruam dengan benjolan kemerahan yang bentuknya mirip cincin yang disebut dengan granuloma annulare ini merupakan penyakit kulit akibat diabetes yang sifatnya kronis, terdiri dari ruam dengan benjolan kemerahan yang bentuknya mirip lingkaran atau cincin.
10. Bercak kekuningan bersisik di sekitar kelopak mata
Kondisi ini merupakan xanthelasma, yaitu plak berwarna kekuningan yang sering kali terjadi di dekat sudut mata bagian tengah kelopak mata.
Kondisi ini umumnya didorong oleh tingginya kadar lemak dalam darah. Hal ini juga bisa menjadi pertanda bahwa diabetes tidak terkontrol dengan baik.
11. Skin Tag
Kondisi kulit skin tag merupakan pertumbuhan kulit yang sering terjadi. Benjolan bersifat jinak, tunggal, berukuran kecil, menyerupai balon lunak yang tergantung pada tangkai yang ramping.
Kondisi kulit ini biasa terjadi pada orang dewasa usia pertengahan, orang-orang yang kelebihan berat badan, wanita hamil, serta penderita diabetes tipe 2 akibat kadar insulin yang terlalu banyak.
Benjolan di kulit ini umumnya muncul di kelopak mata, leher, dan selangkangan.
Beberapa tanda diabetes pada kulit umumnya terlihat tidak terlalu serius. Namun demikian, kondisi ini bisa menyebabkan komplikasi di masa depan.
Apabila Anda mengalami satu atau beberapa kondisi kulit di atas, Anda perlu segera konsultasi dengan dokter.
Pasalnya, kondisi kulit tersebut bisa menjadi tanda atau gejala diabetes yang tidak terdiagnosis atau prediabetes atau bahkan penyesuaian atau perubahan pada pengobatan diabetes.
Segera kunjungi dokter untuk melakukan tes saat tanda-tanda di atas terlihat.
Comments
Post a Comment