Single Parent

Keluarga single parent berbeda dengan keluarga dengan dua orangtua yang hidup satu rumah. Ada alasan-alasan berbeda mengapa mereka menjadi orangtua tunggal. Mereka mungkin memilih gaya hidup ini, mereka mungkin telah bercerai atau mungkin pasangan mereka telah meninggal atau meninggalkan mereka.
Di Indonesia, seorang perempuan yang menyandang status single parent seringkali membuat resah orang-orang di sekitarnya karena dianggap akan menjadi beban keluarga kalau tidak segera menikah lagi. Anggapan itu tercipta karena budaya kolektif yang memandang negatif para single parent hanya karena satu contoh perilaku saja. Cuma satu yang kelakuannya minus, langsung semua dicap sama. Memilih untuk menikah lagi tentu sangat mulia, tapi kalau pilihannya menjadi single parentSo what?
Penelitian menemukan bahwa anak yang hidup dengan orangtua tunggal sama bahagia dengan yang hidup dengan ayah dan ibu mereka. Sebuah studi terhadap 12.000 anak usia tujuh tahun menemukan bahwa kualitas hubungan itu lebih penting daripada komposisi keluarga. Para peneliti dari NatCen research institute memberi pertanyaan kepada anak-anak dari tiga kelompok -mereka yang hidup dengan kedua orangtua biologis, yang hidup dengan salah satunya orangtua biologis dan yang hidup dengan orangtua tunggal- seberapa sering mereka merasa bahagia. Dalam setiap kategori, 36 persen anak-anak mengatakan mereka senang 'sepanjang waktu', sedangkan sisanya 64 persen menjawab 'kadang-kadang atau tidak pernah'. Pertengkaran orang tua, berdebat dengan saudara dan ditindas di sekolah ditemukan memiliki efek terbesar pada kebahagiaan. Jenny CHANFREAU, seorang peneliti senior dari NatCen, sebuah lembaga penelitian sosial yang berbasis di London, mengatakan bahwa hubungan keluarga lebih penting daripada tipe keluarga. Tinggal bersama untuk anak-anak tetapi bekerja sepanjang waktu dan berteriak pada anak-anak, tidak bersenang-senang bersama-sama, tidak duduk untuk makan malam tidak akan menjadi baik untuk kebahagiaan anak. Mereka menemukan bahwa tipe keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap kebahagiaan anak usia tujuh tahun atau 11 - 15 tahun. Kualitas hubungan di dalam rumah yang penting -bukan komposisi keluarga. Hubungan murid di sekolah juga penting, sangat terkait dengan kebahagiaan yang lebih rendah dalam usia tujuh tahun. Hal itu lebih tentang dinamika apa yang terjadi di dalam rumah tangga dan apakah ada stabilitas dalam kehidupan setiap hari. Jika mereka merasa aman di rumah bukan berarti apakah ada salah satu orang tua atau lebih. Larissa Pople, peneliti senior di charity The Children's Society mengatakan bahwa berada di rumah yang penuh kasih itu jauh lebih penting daripada jumlah orangtua di dalamnya. Keluarga besar penting untuk kebahagiaan anak-anak. Tetapi kualitas hubungan, jauh lebih penting dari struktur keluarga. Tentu saja orangtua tunggal menghadapi tantangan, ketika sampai pada mencari kerja yang fleksibel dan mengurus anak. Tapi untuk kebahagiaan anak-anak, berada di rumah penuh kasih sayang dan dilindungi dari konflik jauh lebih penting daripada hidup dengan satu atau dua orangtua.
Intinya, being a single parent is ok, asal… Bisa jadi sosok inspiring untuk anak dan orang-orang sekitar.


Comments

Popular posts from this blog

Membuat Jalan Setapak

Jenis-jenis Benang Rajut dan Kegunaanya

Permainan Dam Daman