BUKU: Dupadi: Jangan Lecehkan Kehormatan Wanita
Yudhistira kalah bermain judi dadu. Negara Amarta, dirinya, adik-adiknya, bahkan istrinya telah dipertaruhkan di meja judi. Semuanya lenyap, jatuh ke tangan Kurawa. Dan, siapakah yang paling menderita akibat permainan tersebut? Tak lain adalah Drupadi, istri Yudhistira.
Kehormatan Drupadi dilecehkan oleh para Kurawa, terutama Duryudana dan Dursasana, tanpa seorang pun yang sanggup menolongnya. Rambutnya yang tergelung rapi layaknya istri bangsawan dijambak hingga terurai, sementara pakaiannya coba dilepaskan oleh si Dursasana. Maka, sumpah yang mengerikan pun terucap dari bibirnya. Ia tak akan menggelung rambutnya lagi sebelum dikeramasi dengan darah Dursasana!
Kekalahan Yudhistira mengakibatkan Pandawa harus menjalani hukum buang selama dua belas tahun dan penyamaran selama setahun. Jika Pandawa gagal dalam masa penyamaran maka harus mengulang hukum buang selama dua belas tahun lagi. Dan Drupadi, istri yang setia itu, ikut bersama Pandawa terlunta-lunta. Harapannya hanya satu, kelak terjadi sebuah perang besar dan Bima mampu mempersembahkan darah Dursasana.
Lantas, bagaimana kisah selanjutnya? Berhasilkah para Pandawa menjalani hukum buang dan masa penyamarannya? Akankah dendam Drupadi terbalaskan, dan dia benar-benar dapat mengeramasi rambutnya dengan darah Dursasana?
Simak novel yang kisahnya demikian menggetarkan ini. Sebuah novel yang ingin menegaskan kepada kita bahwa kehormatan harus dijunjung tinggi dengan sekuat yang kita mampu dan tidak sebaliknya!
Selamat membaca!
"…Ingatlah bahwa engkau ditakdirkan sebagai seorang kesatria. Jika hal yang buruk dan tidak adil terjadi di depan matamu, maka engkau berhak untuk melawan bahkan memeranginya, itulah tugas utama seorang kesatria penegak kebenaran," ucap Drupadi kepada Yudhistira.
Comments
Post a Comment