Ventilasi Udara Yang Baik


Agar udara bisa mengalir dengan alami, biasanya lubang ventilasi dibuat pada setiap dua buah bidang dinding. Perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar bangunan menjadikan udara bisa mengalir dari ventilasi pada bidang dinding yang satunya menuju ventilasi di dinding yang lain. Jumlah ventilasi udara untuk setiap ruangan harus cukup untuk proses sebuah sirkulasi udara, mengalirkan udara yang segar dari luar kedalam ruangan. Bentuk ventilasi udara yang biasanya digunakan adalah jendela konvensional. Lalu ada pula jendela bouvenlicht, yaitu jendela kecil dengan dua bilah kaca yang mempunyai celah di antara keduanya, yang memungkinkan untuk terjadinya pertukaran udara. Selain itu, bisa juga dibuat ventilasi udara dengan bentuk lubang kisi-kisi angin dgn susunan horizontal pada dinding bangunan. Ruangan pada bagian sisi luar bangunan menggunakan ventilasi untuk mengalirnya udara, sementara itu untuk ruangan yang posisinya berada di tengah bangunan dan tidak terdapat area bukaan untuk mengalirkan udara, perlu dilakukan pendekatan yang berbeda. Kita bisa menggunakan alat untuk membantu sirkulasi udara, misal exhaust fan atau ventilating fan (penyedot udara). Prinsip peletakan exhaust fan adalah bersilangan dengan bukaan depan. Hal ini bertujuan agar perputaran udara dapat berjalan secara maksimal.
Agar angin yang masuk bisa mengalir dengan lancar maka penempatan bukaan ventilasi dilakukan secara berhadapan (cross ventilation). Pada sistem ventilasi silang, sirkulasi udara telah diatur sedemikian rupa agar bisa mengalirkan udara dari satu titik ventilasi udara menuju titik ventilasi udara lainnya. Kondisi ini mempermudah aliran udara untuk saling bertukar, satu bagian menjadi tempat masuknya udara bagian yang berhadapan menjadi tempat pengeluarannya begitu pula sebaliknya. Dengan adanya perbedaan tekanan di dalam dan di luar bangunan, maka aliran udara tidak terjebak di dalam rumah, yang menyebabkan rumah terasa pengap dan panas. Namun yang perlu diingat agar aliran udara bisa mengalir melintang di seluruh ruang maka ketinggian lubang ventilasi yang saling berhadapan sebaiknya dibuat tidak sama. Jika ventilasi udara dirasakan masih kurang, maka dapat dilakukan cara-cara alternatif, yaitu metode ventilasi aktif dengan menambahkan exhaustfan di bagian dinding atau blower di bagian atap. Dua alat ini secara aktif akan menyedot dan mengalirkan udara keluar dari dalam ruangan, untuk dipaksa bertukar dengan udara yang lebih segar melalui lubang ventilasi.
Untuk membuat aliran udara menjadi ideal, hal yang mesti diperhatikan adalah arah datangnya angin yang menerpa rumah karena erat kaitannya dengan penentuan posisi bukaan.

Ventilasi mendasarkan diri pada dua prinsip, yaitu :

a. Ventilasi Horisontal
Ventilasi horizontal timbul karena udara dari sumber yang datang secara horizontal. Kondisi ini bisa terjadi bila ada satu sisi (bagian rumah) yang sengaja dibuat panas sementara di sisi lain kondisinya lebih sejuk. Kondisi sejuk ini dapat diperoleh bila bagian tersebut kita tanami pohon yang cukup rindang atau bagian tersebut sering terkena bayangan (ingat prinsip dasar udara yang mengalir dari daerah bertekanan tinggi /dingin ke daerah bertekanan rendah/panas).

b. Ventilasi Vertikal
Prinsip dasar ventilasi vertikal adalah memanfaatkan perbedaan lapisan-lapisan udara, baik di dalam maupun di luar yang memiliki perbedaan berat jenis. Ventilasi vertikal ini akan sangat bermanfaat untuk bangunan rumah 2 lantai atau lebih.

Salah satu cara yang dilakukan untuk membuat agar angin bisa masuk ke dalam bangunan adalah memodifikasi temperatur di lingkungan rumah. Modifikasi ini bertujuan untuk memancing angin agar bergerak ke arah rumah yang kita tinggali. Mengingat prinsip dasar bahwa udara mengalir dari tempat dingin (bertekanan tinggi) ke tempat panas (bertekanan rendah) maka pohon (tanaman) yang rindang bisa dijadikan salah satu alternatif untuk memancing angin agar bergerak mendekat ke rumah. Lokasi penempatannya diletakkan di area yang memotong arah pergerakan angin yang mengenai bangunan. Karakteristik angin ketika memasuki area rumah biasanya bergerak horizontal. Selanjutnya angin (udara yang mengalir) dimasukkan ke dalam rumah melalui bukaan-bukaan. Bukaan ini bisa berupa jendela, bouvenliecht, lubang angin (rooster), pintu, skylight maupun lubang di atap dan plafond.
Selain bergerak secara horizontal, aliran udara di dalam rumah juga bergerak secara vertikal. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar bahwa udara mengalir dari area bertekanan tinggi (dingin) ke area bertekanan rendah (panas). Bagian atas rumah cenderung lebih panas dari bagian bawah hal ini disebabkan karena adanya pemanasan bangunan oleh sinar matahari (pada bagian atap bangunan). Kondisi ini menyebabkan udara bergerak dari area bawah ke atas. Agar udara panas ini dapat keluar, dan terjadi aliran maka perlu ditempatkan lubang angin di bagian atas rumah. Dengan demikian, udara panas bisa terbuang digantikan udara yang lebih dingin dari bagian bawah rumah.

sumber: berbagai sumber

Comments

  1. apakah menggunakan exhouse fan juga merupakan lubang ventilasi min?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penggunaan exhaust fan atau ventilating fan (penyedot udara) di dalam rumah adalah sbg alat untuk membantu sirkulasi udara. Peletakan exhaust fan adalah bersilangan dengan bukaan depan agar perputaran udara dapat berjalan secara maksimal. Jika peletakan salah, perputaran udara bisa tdk maksimal.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Membuat Jalan Setapak

Jenis-jenis Benang Rajut dan Kegunaanya

Permainan Dam Daman