Film: Gending Sriwijaya



Sinopsis:
Nusantara di abad 16, tiga abad setelah keruntuhan Sriwijaya, muncul kerajaan-kerajaan kecil yang saling berebut kekuasaan. Kedatuan Bukit Jerai, adalah kerajaan kecil yang dipimpin oleh Dapunta Hyang Jaya nasa dengan permaisurinya Ratu Kalimanyang. Mereka memiliki dua putera, Awang Kencana dan Purnama Kelana. Dapunta Hyang sudah memasuki usia tua dan saatnya untuk menyerahkan kepemimpinannya kepada putera mahkotanya, Awang Kencana. Namun diluar adat kebiasaan, Dapunta justru memilih Purnama Kelana sebagai penggantinya

Awang Kencana secara diam-diam mengetahui rencana itu dan sangat kecewa dengan keputusan ayahnya. Awang kemudian menjebak Purnama, menfitnah Purnama telah membunuh Dapunta Mahawangsa. Purnama kemudian di tangkap oleh Awang dan dijebloskan kepenjara. Dengan dibantu oleh para tabib dan sahabat-sahabatnya, Purnama berhasil dibebaskan dan dihindarkan dari hukuman mati.Kelompok pasukan yang dipimpin oleh Awang kemudian mengetahui rencana itu, mereka mengejar Purnama sampai pelosok hutan, Purnama terdesak di lereng tebing, Purnama jatuh di jurang yang tinggi, tercebur di sungai dan terbawa arus yang deras. Pasukan Awang tak mampu mengejar dan mengira Purnama telah tewas

Setelah meninggalnya Dapunta Hyang Mahawangsa, seratus hari kemudian, Awang dinobatkan sebagai raja di Kedatuan Bukit Jerai. Awang memerintahkan untuk membasmi kelompok perampok Ki Goblek. Mata-mata Awang Kencana berhasil mengetahui markas kelompok Ki Goblek.Dengan kekuatan penuh , pasukan Awang Kencana mengepung Ki Goblek yang bermarkas di sebuah gua di tengah hutan. Kelompok perampok berhasil ditumpas, Ki Goblek tewas. Hanya tertinggal Purnama dan Malini dan 8 orang perempuan penenun songket, yang adalah janda para perampok yang tewas. Malini yang kehilangan kedua orang tua dan juga adiknya tak luput menjadi korban. Malini menyimpan dendam. Purnama yang mengetahui ini semua adalah perbuatan adiknya, makin meradang.Ia harus menghentikan kelakuan adiknya, menuntut balas kematian ayahnya, sekaligus membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.

Sepuluh orang menyiapkan sebuah serangan balasan kepusat Kedatuan Bukit Jerai. Berhasilkah Purnama Kelana merebut tahta Kedatuan Bukit Jerai?


Gending Sriwijaya adalah film drama dari Indonesia yang dirilis pada 2013 yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan merupakan proyek kedua sutradara ini bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Film ini diinspirasikan dari lagu dan tarian tradisional kebudayaan Palembang, Sumatera Selatan.
Walaupun menggunakan latar belakang sejarah Kerajaan Sriwijaya yang dahulu pernah menjadi salah satu kerajaan terbesar di Indonesia, namun jalan cerita Gending Sriwijaya yang ditulis oleh Hanung Bramantyo sendiri merupakan sebuah karya fiksi.
Film ini digarap dengan komposisi pemain film Sumatera Selatan 80 persen dan 20 persen artis dari Jakarta karena menurut Hanung warga Sumatera sudah sangat ekspresif dan alami dalam berakting.
Tata musik arahan Djaduk Ferianto, efektif dalam menjaga intensitas emosional jalan cerita. Keberadaan beberapa adegan laga juga mampu dieksplorasi dengan sempurna. Tata koreografi aksi film ini disajikan dengan penataan yang sangat detil dan begitu meyakinkan. Untuk departemen akting, rasanya pengarahan Hanung kepada para pemerannya tidak perlu diragukan lagi, khususnya ketika departemen akting yang ia miliki berisi nama-nama seperti Slamet Rahardjo, Mathias Muchus, Jajang C Noer, Yati Surachman, Teuku Rifnu Wikana hingga nama-nama seperti Sahrul Gunawan, Julia Perez dan Qausar Harta Yudhana. Seluruh pemeran Gending Sriwijaya berhasil memberikan penampilan akting terbaik mereka.



Comments

Popular posts from this blog

Membuat Jalan Setapak

Jenis-jenis Benang Rajut dan Kegunaanya

Permainan Dam Daman