Tanya Jawab Dengan Tuhan
- Get link
- X
- Other Apps
“Selamat pagi, ya Tuhanku,” aku berseru kepada Tuhan seraya mengetuk pintu dalam doa.
 “Silakan masuk,” sambut Tuhan.
 “Jadi kamu ingin mewawancari Aku?” lanjutNya.
 “Kalau Tuhan ada waktu,” sahutku.
 Sambil tersenyum Tuhan berkata:
 “Abadilah waktu bagiKu. Maka Aku ada cukup waktu untuk melakukan apa 
saja. Pertanyaan-pertanyaan apa yang hendak kauajukan kepadaKu?”
 Lalu aku mulai bertanya:
 “Apa yang paling mengejutkan Tuhan mengenai bangsa manusia?”
 Tuhan menjawab:
 “Yang paling mengherankan Aku mengenai bangsa manusia adalah mereka 
mudah bosan sebagai anak-anak dan mau cepat-cepat menjadi orang dewasa 
dan kemudian rindu menjadi anak-anak lagi. Mereka merusak kesehatannya 
dengan mengejar uang dan menghabiskan uang itu untuk pengobatan. Mereka 
terlalu cemas tentang masa depannya dan melalaikan masa kini sehingga 
mereka tidak dapat menikmati dengan baik masa sekarang maupun masa 
depannya. Mereka menjalankan hidup seolah-olah tidak akan mati, tetapi 
mati seakan-akan tidak pernah hidup.”
 
 Setelah itu tangan Tuhan memegang tanganku, lalu kami berdiam sejenak.
 Kemudian aku bertanya kepada Tuhan:
 “Pelajaran apa saja yang pantas kami pelajari?”
 
 Tuhan menjawab:
 “Mereka perlu belajar supaya apa yang paling utama dalam hidup, 
bukanlah apa yang mereka miliki, melainkan siapa yang mereka punya dalam
 hidupnya. Mereka harus belajar bahwa tidak baik untuk 
membanding-bandingkan diri dengan orang lain sebab semua orang akan 
diadili menurut nilai pribadinya, bukan sebagai kelompok 
perbandingannya. Mereka harus belajar bahwa orang kaya bukanlah orang 
yang memiliki banyak harta, melainkan orang yang punya secukupnya untuk 
kebutuhannya.”
 
 “Mereka harus belajar bahwa waktu berapa menit 
saja perlu untuk menyakiti dan melukai hati orang yang mereka cintai 
padahal mungkin perlu bertahun-tahun untuk menyembuhkannya.”
 
 
“Mereka perlu belajar untuk memaafkan dan mengampuni bahwa sesungguhnya 
ada banyak orang yang amat mencintai mereka, namun saja tidak tahu 
bagaimana caranya untuk menyatakan itu dan mengekspresikan perasaannya.”
 
 “Mereka perlu belajar bahwa meskipun uang dianggap bisa membeli segalanya, namun tidak dapat membeli kebahagiaan.”
 
 “Mereka harus belajar bahwa teman yang baik adalah orang yang 
mengetahui semua termasuk kekurangan-kekurangan mereka, tetapi tetap 
menyukainya.”
 
 “Akhirnya, mereka harus belajar bahwa tidak cukup
 mereka menerima pengampunan dari orang lain, melainkan mereka harus 
mengampuni diri sendiri.”
 
 Setelah itu Tuhan berhenti berbicara,
 aku pun duduk diam sebentar di situ sambil menikmati saatnya. Lalu aku 
menyampaikan terima kasih kepada Tuhan atas pertemuan yang indah itu dan
 juga atas segala berkat yang telah kuperoleh dari Tuhan.
 
 Kemudian Tuhan berkata:
 “AnakKu, kamu boleh datang untuk wawancara denga Aku kapan saja karena 
Aku tetap siap 24 jam. Tanya apa saja dan Aku akan menjawab. Hanya harus
 kauingat ini: Orang-orang akan melupakan apa yang kamu katakan atau apa
 yang kamu perbuat, tetapi mereka tidak akan melupakan apa yang kamu 
lakukan kepadanya untuk membahagiakan mereka.”
from: Bunda Maria 
 
- Get link
- X
- Other Apps
 
 
 
Comments
Post a Comment