Siapakah Joko Widodo?


Joko Widodo lahir dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomihardjo. Kesulitan hidup yang dialami, memaksanya untuk berdagang, mengojek payung dan jadi kuli panggul untuk mencari sendiri keperluan sekolah dan uang jajan. Saat anak-anak lain ke sekolah dengan sepeda, ia memilih untuk tetap berjalan kaki. Ia memulai pekerjaan menggergaji di umur 12 tahun. Keahlian bertukang kayu diwarisi dari ayahnya. Di masa kecil mengalami penggusuran sebanyak tiga kali yang kelak mempengaruhi cara berpikir dan kepemimpinanya setelah menjadi Walikota Surakarta saat harus menertibkan pemukiman warga.
Dengan performa akademis yang dimiliki, ia diterima di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada. Kesempatan ini dimanfaatkannya untuk belajar struktur kayu, pemanfaatan, dan teknologinya.
Selepas kuliah, ia bekerja di BUMN, namun tak lama memutuskan keluar dan memulai usaha, dan akhirnya berkembang sehingga membawanya bertemu Micl Romaknan buyer asal Perancis yang akhirnya memberinya panggilan Jokowi, karena begitu banyak nama dengan nama depan Joko yang jadi eksportir mebel. Untuk membedakan maka diberilah nama khusus 'Jokowi' sebagai panggilan pembeda dari Joko-Joko lainnya. Dengan kejujuran dan kerja kerasnya, ia mendapat kepercayaan dan bisa berkeliling Eropa yang membuka matanya. Pengaturan kota yang baik di Eropa menjadi inspirasinya untuk diterapkan di Solo dan menginspirasinya untuk memasuki dunia politik. Ia ingin menerapkan kepemimpinan manusiawi dan mewujudkan kota yang bersahabat untuk penghuninya.
Dengan berbagai pengalaman di masa muda, ia mengembangkan Solo yang buruk penataannya dan berbagai penolakan masyarakat untuk ditertibkan. Di bawah kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan dan menjadi kajian di universitas luar negeri.
Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui slogan Kota Solo yaitu "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif untuk ukuran kota-kota di Jawa: ia mampu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan masyarakat. Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh pengelolanya, dijadikannya taman. Jokowi juga tak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya. Sebagai tindak lanjut branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan keberhasilan Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan Oktober 2008. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah Festival Musik Dunia (FMD) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun 2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran.
Gebrakannya saat menjadi walikota Solo adalah
  • Membeli dan memakai mobil ESEMKA yang merupakan buatan anak-anak SMK setempat dan dipakai sebagai mobil dinasnya. Juga berperan aktif dalam mempromosikannya.
  • Tidak pernah sekalipun mengambil gaji yang menjadi haknya sebagai walikota Solo. Baginya ada orang yang lebih membutuhkan uang tersebut. 
  • Menata PKL menggunakan pendekatan kemanusiaan sehingga rencana tersampaikan dan disambut baik tanpa unjuk rasa dan bentrok.
  • Membatasi investor mendirikan mal. Lebih tertarik menggarap pasar tradisional, sebab pasar tradisional lebih banyak menolong wong cilik.
  • Tidak segan memecat pegawai di birokrasi yang tidak mau mendukung perbaikan sistem layanan publik.
Atas prestasinya, oleh Majalah Tempo, Joko Widodo terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008". Kebetulan di majalah yang sama pula, Basuki Tjahaja Purnama, atau akrab dengan panggilan Ahok pernah terpilih pula dalam "10 Tokoh 2006" atas jasanya memperbaiki layanan kesehatan dan pendidikan di Belitung Timur. Ahok kemudian menjadi pendampingnya di Pilgub DKI tahun 2012.

Karir:
Pendiri Koperasi Pengembangan Industri Kecil Solo (1990)
Ketua Bidang Pertambangan dan Energi Kamar Dagang dan Industri Surakarta (1992-1996)
Ketua Asosiasi Permebelan dan Industri Kerajinan Indonesia Surakarta (2002-2007)

Penghargaan Pribadi:
Terpilih menjadi salah satu dari '10 Tokoh 2008' versi majalah Tempo
Walikota terbaik tahun 2009
Penghargaan Bung Hatta Award
Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Award

Penghargaan Kota Solo selama masa kepemimpinan Joko Widodo
Kota Pro-Investasi dari Badan Penanaman Modal Daerah Jawa Tengah
Kota Layak Anak dari Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan
Wahana Nugraha dari Departemen Perhubungan
Sanitasi dan Penataan Permukiman Kumuh dari Departemen Pekerjaan Umum
Kota dengan Tata Ruang Terbaik ke-2 di Indonesia


sumber: berbagai sumber


Comments

Popular posts from this blog

Membuat Jalan Setapak

Jenis-jenis Benang Rajut dan Kegunaanya

Permainan Dam Daman