KETERBATASAN BUKAN PENGHALANG TUK WUJUDKAN IMPIAN

Kisah ini saya ambil dari www.kickandy.com. Tentang seorang mantan atlet angkat besi nasional bernama Yon Haryono. Pernah mewakili Indonesia dalam persiapan Olimpiade Seoul walau hanya mampu masuk urutan ke 12 dan kemudian urutan tujuh di kejuaraan dunia. Lahir dari keluarga sederhana dan bertekad meraih mimpi dengan mencatat prestasi di Olimpiade. Tapi sayang, mimpinya kandas akibat tulang sikunya lepas ketika bertanding. Setahun sesudah sembuh, nekat bertanding lagi. Tapi lagi-lagi tulang sikunya lepas. Dokter kemudian melarangnya untuk aktif sebagai atlet selamanya. 

Terkuburkah mimpinya? Tidak! Bpk. Yon Haryono memilih pulang kampung ke Lampung dan melatih anak-anak di desanya. Dari sebuah sasana yang lebih mirip kandang kambing, Bpk Yon Haryono mulai mewujudkan mimpinya. Sejak itu secara konsisten dan penuh komitmen, di tengah minimnya peralatan dan dana, Bpk Yon berhasil melahirkan atlet-atlet angkat besi dengan prestasi internasional. Salah satu diantaranya adalah Tri Yatno, menyabet emas pada Sea Games 2007 dan Kejuaraan Dunia Angkat Besi. Dari prestasi dan penghargaan yang dia terima, Tri Yatno mampu membelikan orangtuanya rumah yang lebih layak untuk ditinggali. Bahkan mampu membiayai orangtuanya menunaikan ibadah haji. Eko Yuli Irawan, yang berhasil mengukir prestasi di Olimpiade Beijing 2006, dengan menyabet medali perunggu dan mempersembahkan sebagai medali pertama untuk kontingen Indonesia. Prestasi beikutnya adalah meraih medali emas di Kejuaraan Angkat Besi Dunia di Praha, Ceko tahun 2007. Belum lagi sejumlah medali emas di Sea Games dan kejuaraan nasional. Edi Kurniawan yang juga meraih medali emas di Sea Games dan berbagai kejuaraan angkat besi. Mereka mampu membuktikan bahwa berlatih di sasana yang mirip kandang kambing itu, dengan peralatan yang sudah usang dan rusak-rusak, termasuk sepatu yang sudah bolong dan dipakai bergantian, tidak menghalangi seseorang untuk meraih prestasi.