Meninggalkan Karir, Menekuni Bisnis Sewa Tenda

Ini sharing dari seorang kawan. Dia memutuskan untuk meninggalkan karirnya sebagai bankir demi menekuni bisnis sewa tenda. Dia melanjutkan usaha yang sudah dirintis ayahnya sejak 1992.

Dia sempat meminjam modal senilai Rp30 juta. Modal itu digunakan untuk membeli beberapa peralatan tambahan seperti partisi, besi, kursi dan tenda. Dia juga mulai mengembangkan promosi online lewat blog dan Instagram.

Dia berani menambah barang terus karena berpendapat bahwa bisnis penyewaan tenda dan alat-alat tidak akan sepi karena acara pesta selalu ada sepanjang tahun. Selain itu, di masa sekarang pun acara untuk orang meninggal juga perlu menyewa tenda.

Keputusan kawan kami ini untuk resign dan menjadi wirausaha ternyata tidak salah, begitu juga dengan usaha yang ditekuninya yang menurutnya amat prospektif.

Terbukti, permintaan untuk sewa tendanya kini tak hanya sebatas wilayah tempat tinggalnya, tetapi sampai ke Sumatera, Bali, Lombok dan Kalimantan.

Dia sudah sering menangani sewa tenda ke daerah-daerah. Biasanya peralatan dikirim lewat jalan darat sementara kru untuk bagian pemasangan naik pesawat.

Sama dengan rata-rata penyewaan tenda, dia juga menyediakan berbagai peralatan lain seperti partisi, kursi, meja dan panggung, agar konsumen bisa menyewa satu paket lengkap.

Transaksi dengan konsumen biasanya dilakukan langsung. Dia jarang bekerja sama dengan Event Organizer karena pengalamannya beberapa kali tidak dibayar oleh EO nakal. Dia agak anti dengan EO karena tidak hanya satu dua EO yang tidak melunasi sewa setelah beres acara, jadi lebih fokus di langganan saja karena ini pun terkadang cukup banyak sampai tidak terpegang.

Kapasitas tenda yang dimiliki waktu dia membagikan pengalamannya ini yakni 20 unit  tenda kerucut ukuran 3x3 meter dan tenda dekorasi seluas 3000 m2.

Kebanyakan klien lebih sering menyewa tenda terpal atau tenda dekorasi. Sementara tenda model kerucut lebih jarang karena biasanya perusahaan lebih memilih untuk membeli tenda yang bisa dipakai berulang-ulang daripada harus menyewanya.

Dalam seminggu, dia paling tidak bisa menangani penyewaan di 10-20 tempat dengan luas tenda minimal 36 m2.

Tiap meter persegi tendanya dibanderol tarif sewa Rp10.000 – Rp50.000. Sementara untuk tenda kerucut dikenakan biaya sewa Rp500.000 – Rp750.000 per unit ukuran 3x3 m.

Walau membuat standar harga, pada sistem bisnis sewa tenda harga yang dikenakan ke konsumen tidak selalu bisa sama. Pelanggan sering menawar harga dan dia pun memberi promo disesuaikan dengan budget calon konsumen.

Omzet kotor yang bisa didapat per bulan Rp80 juta – Rp100 juta. Kalau dipotong dengan biaya karyawan dan pinjaman pembelian barang-barang, bisa dapat keuntungan bersih sekitar Rp12 juta – Rp30 juta,

Perputaran uang dalam bisnis penyewaan tenda memang cukup besar namun modal yang diperlukan juga tidak sedikit.

Dia masih terus melakukan penambahan modal untuk perawatan barang yang ada, menambah barang baru, serta untuk menalangi biaya sewa yang tak langsung dibayarkan konsumen.

Dia memang menerapkan proses pelunasan di muka. Namun hal ini tidak bisa diterapkan ke semua konsumen, khususnya para pelanggan lama.

Untuk menyiasati hal ini, dia memilih menggunakan modal pinjaman dari bank yang didapat lewat kartu kredit.  Misalnya untuk mengganti tenda dia bisa meminjam dulu dan langsung melunasinya jika uang dari klien sudah dibayarkan.

Terpal-terpal tenda itu biasanya diganti kalau sudah rusak. Umur ekonominya biasanya setahun atau hanya beberapa bulan, tergantung  bagaimana kerapian cara bongkar pasangnya.

Jika harus mengganti tenda baru, dia memilih untuk membeli bahan baku berupa terpal atau besi dari supplier. Kemudian proses pengelasan dilakukan sendiri oleh karyawannya di dalam workshopnya.

Selisih harganya antara membuat sendiri dengan membeli lumayan besar. Misalnya tenda kerucut harganya bisa Rp9 juta – Rp15 juta, sementara kalau bikin sendiri harganya bisa jauh lebih murah.

Ke depannya, kawan kami ini masih berniat mengembangkan usahanya dengan terus menambah jumlah kapasitas tenda.

Note: Cerita di atas disharingkan pada tahun 2015. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi yang sedang mencari peluang usaha

Comments

Popular posts from this blog

Membuat Jalan Setapak

Jenis-jenis Benang Rajut dan Kegunaanya

Permainan Dam Daman