AJARKAN ANAK BERKATA "TIDAK!"

Kalau Anda memperhatikan berita kriminal di media massa, tentunya Anda sadar kejahatan seksual terhadap anak-anak cenderung meningkat. Beberapa waktu lalu diberitakan seorang lelaki yang dikenal bertabiat baik, sopan tutur katanya dan menyayangi anak-anak ternyata pemerkosa anak. Yang diperkosa bukan anak perempuan, melainkan anak laki-laki berusia 7-9 tahun. Sebagai orangtua, berita semacam ini tentu mengkhawatirkan, yang membuat Anda berharap kejadian tersebut tak akan  menimpa anak Anda atau orang-orang yang dekat dengan Anda. Tetapi, lebih banyak lagi orangtua yang berpikir kejadian tersebut amat jauh dan tak mungkin menyentuh mereka. Padahal, tanpa bermaksud menakut-nakuti, kejadian tersebut bisa menimpa anak siapa saja.
Untuk tindakan berjaga-jaga, sebagai orangtua Anda harus mengambil langkah-langkah pengamanan bagi anak-anak. Yang penting diingat, tindakan pengamanan ini harus diajarkan sedini mungkin pada anak, terutama jika mereka berkesempatan besar berinteraksi dengan banyak orang dewasa.
Cara yang dapat kita tempuh sebagai pendidikan dini pada anak adalah :
  • Mengenalkan bagian-bagian tubuhnya. Terangkan padanya terutama bagian-bagian vital dengan menggunakan istilah yang sebenarnya. Anda dapat menerangkan bagian-bagan tubuh anak ini ketika mereka mandi. Kegiatan ini dapat Anda mulai ketika anak berusia 2 tahun, saat anak sudah harus diajarkan mandi secara benar. Selain itu, tekankan kepadanya yang boleh memeriksa bagian tubuh tersebut hanya dokter atau ibu atau ayahnya. 
  • Anak juga harus diberitahu dan mengenal 'sentuhan baik' dan 'sentuhan buruk'. Sentuhan baik adalah ciuman di pipi atau dahi, pelukan, jabat tangan dan mungkin gelitikan ringan dari orang-orang yang dekat dengan anak. Sedangkan sentuhan buruk adalah ciuman di bibir, sentuhan di alat vital atau gelitikan yang agresif.
  • Tekankan pada anak ia harus berkata, "jangan sentuh saya" pada orang yang ia anggap menyentuh bagian tubuh yang tidak ia sukai. Ia dapat mengatakan ini pada siapa saja, termasuk pada anggota keluarga sendiri. Ini amat penting karena ternyata 75-85% dari kejadian penyiksaan seksual pada anak dilakukan oleh orang yang dekat atau paling tidak dikenal baik oleh anak.
  • Bila ada orang yang menyentuh bagian vital anak, beritahu mereka untuk mengatakan kepada Anda. Ia tidak boleh takut akan ancaman orang tersebut karena Anda akan melindungi dia dan tidak akan memarahinya. Tekankan juga bila hal ini terjadi, kejadian ini sama sekali bukan merupakan kesalahan anak. Jadi sekali lagi tekankan pada anak untuk tidak takut mengatakan apa-apa.
  • Setelah itu, laporkan kejadian tersebut pada polisi atau LSM yang bergerak di bidang kesejahteraan anak. Sudah ada beberapa LSM di Indonesia yang mengurusi hal-hal seperti ini. Semakin cepat orang itu ditangkap, anak Anda akan semakin aman. Dampingi dan bantu anak, karena korban penyiksaan anak biasanya mengalami depresi yang amat berat bila ia dewasa kelak.

Comments

Popular posts from this blog

Membuat Jalan Setapak

Jenis-jenis Benang Rajut dan Kegunaanya

Permainan Dam Daman